Rabu, 27 April 2011

Nama : Sutyawan
NIM : I14090021
Resume Perilaku Konsumen

BAB 8 BUDAYA
Budaya adalah segala nilai, pemikiran,simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat abstrak, budaya bisa berbentuk objek material.
Menurut Engel, Balckwell, dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya, yaitu :
1. Kesadaran diri dan ruang
2. Komunikasi Massa
3. Pakaian dan Penampilan
4. Makanan dan kebiasaan makan
5. Waktu dan kesadaran akan waktu
6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
7. Nilai dan Norma
8. Kepercayaan dan sikap
9. Proses Mental dan belajar
10. Kebiasaan Kerja

UNSUR_UNSUR BUDAYA
a. Nilai merupakan kepercayaan ataua segala sesutau yang diangggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat.
b. Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh. Norma terbagi dalam dua macam yaitu enacted norm misalnya aturan pemerintah dan ketatanegaraan, biasanya berbentuk peraturan , undang-undang. Sedangkan yang kedua adalah cresive norm yaitu norma yang ada dalam budaya dan bisa dipahami jika orang tersebut berinterakasi dengan orang-orang dari budaya yang sama.

Ada 3 jenis cressive norm
1. Kebiasaan adalaah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya.
2. Larangan adalah bentk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.
3. Konvensi menggambrakan norma dalam kehidupan sehari-hari dan anjuran atau kebiasaan dengan perilaku konsumen yaitu perilaku rutin yang dilakukan konsumen.
c. Mitos merupakan unsur penting dan menggambrakan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat.
d. Simbol adalah segala sesuatu (benda,warna,nama,konsep) yang memiliki arti penting lainnya (makna budaya yang diinginkan).

PENGARUH BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Makna budaya dikomunikasikan kepada produk dan jasa melalui iklan dan sistem berpakaian. Produk,swalayan, pusat belanja, merek, kemasan sering menggambarkan makna budaya atau makna simbolik. Makna budaya yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possesion riyual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).

BUDAYA POPULER
a. Iklan
b. Televisi
c. Musik
d. Radio
e. Pakaian dan asesoris
f. Permainan
g. Film
h. Komputer

BUDAYA DAN STRATEGI PEMASARAN
Pemahaman tentang budaya sutau masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Beberapa orang yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat produk-produk obat tradisional atau yag dikenal sebagai jamu. Misalnya Jamu Nyonya Meneer.

Rabu, 20 April 2011

Perilaku Konsumen

BAB 1
Pendahuluan
a. Definisi Konsumen
Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu ; konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk http://www.blogger.com/img/blank.gifdigunakan sendiri, atau digunakan oleh anggota keluarga, atau sebagai hadiah teman. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu sering disebut dengan pemakai akhir atau konsumen akhir.
Konsumen organisasi membeli produk dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Konsumen individu lah yang langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan. Konsumen individu adalah tulang punggung perekonomian nasional.
b. Definisi Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk, istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Para pemasar memahami konsumen dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku, bertindak, dan berpikir. Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lenih baik. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan merek tertentu.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah salah satu lembaga sosial yang kegiatan utamanya mendidik dan melindungi konsumen dan praktik-praktik bisnis yang merugikan konsumen. Pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap praktik-praktik bisnis yang merugikan konsumen.
c. Sejarah Disiplin Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki akar utama dari ilmu ekonomi. Teori perilaku konsumen merupakan salah satu landasan teori ekonomi mikro yang sangat esensial. George Katona dikenal juga sebagai bapak ekonomi psikologi, beliau berpendapat bahwa perilaku konsumen akan dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap perekonomian dan pendapatan mereka.
Proses keputusan Konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi tiga faktor utama yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor perbedaan individu konsumen, dan faktor lingkungan konsumen.

BAB 2
MOTIVASI DAN KEBUTUHAN
Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasa ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
 Model Motivasi
Pengenalan konsumen akan menyebabkan tekanan kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya untuk melakukan tindakan yang bertujuan. Tindakan tersebut bisa berbagai macam. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen atau konsumen memperoleh isentif.
Kebutuhan
- Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang datang dalam diri seseorang disebut sebagai kebutuhan fisiologis atau biologis.
- Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya.
- Kebutuhan utilitarian adalah kebutuhan yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.
- Kebutuhan ekspresif adalah kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya.

Teori Kebutuhan
a. Teori Maslow
- Kebutuhan fisiologis  Kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup.
- Kebutuhan rasa aman  Kebutuhan tingkat kedua setelah kebutuhan dasar
- Kebutuhan sosial  Kebutuhan rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang sekelilingnya.
- Kebutuhan Ego  Kebutuhan untuk berprestasi mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri  Keinginan dari seseorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

b. Teori Motivasi McClelland
- Kebutuhan sukses  sama dengan kebutuhan aktualisasi diri teori Maslow
- Kebutuhan Afiliasi  sama dengan kebutuhan sosial teori maslow
- Kebutuhan Kekuasaan  sama dengan kebutuhan aktualisasi diri teori Maslow

Motivasi dan Strategi Pemasaran
a. Segmentasi dengan membuat iklan yang berisi pesan mengenai kebutuhan konsumen yang bisa dipenuhi oleh produk atau jasa yang akan dipasarkan
b. Positioning adalah citra produk atau jasa yang ingin dilihat dari konsumen.
Pengukuran motivasi dan kebutuhan dengan melakukan survei terhadap konsumen dan diukur dengan instrumen kuisoner. Konsumen akan melaporkan motivasi dan kebutuhan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Metode ini dikenal sebagai pelaporan diri atau self report.

BAB 3
KEPRIBADIAN

Memahami kepribadian konsumen adalah penting bagi pemasar. Karena kepribadian bisa terkait dengan perilaku konsumen.
Faktor Pembentuk Kepribadian
1.Keturunan : Kepribadian seseorang adalah struktur molekul dan gen yang terletak di dalam kromosom
2. Lingkungan : Budaya, norma, teman, dan keloopok sosial
3. Situasi : Kepribadian yang relatif mantap dan konstan berubah dengan situasi yang berbeda.
Karakteristik kepribadian menurut Sumarwan yaitu kepribadian menggambarkan perbedaan individu, kepribadian menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama, serta kepribadian dapat berubah.

Teori Kepribadian
1. Teori Kepribadian Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau dorongan dari dalam diri sendiri atau dorongan dari dalam diri manusia. Tiga unsur yang saling berinteraksi yaitu Id (aspek biologis dari sejak lahir), superego (hati nurani yang menggambarkan moral dan nilai), serta ego (memegang hasrat ID  prinsip realitas)
2. Teori Neo freud
Teori sosial psikologis dalam dua hal yaitu :
- Lingkungan sosial yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian manusia bukan insting manusia
- Motivasi berprilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Horney menggunakan model kperibadian manusia yang terdiri dari tiga kartegori yaitu :
a. Compliant adalah kepribadian yang dicirikan adanya ketergantungan seseorang kepada orang lain.
b. Agressive adalah kepribadian yang dicirikan adanya motivasi untuk memperoleh keksuasaan.
c. Detached adalah kepribadian yang dicirikan selalu ingin bebas, mandiri, mengandalkan diri sediri.
Teori Freuddan Neo Freud menggunakan pendekatan kualitatif dalam menggunakan identifikasi kepribadian konsumen, misalnya menggunakan teknik pengamatan, pelaporan pengalaman diri oleh konsumen, dan teknik proyeksi.
GAYA HIDUP
Gaya hidup dapat difenisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Pola kunsumsi yang menggambrakan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang. Perubahan gaya kecukupan akan mengubah pola konsumsi seseorang.
Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Pengukurannya berupa pengukuran minat, pengukuran kegiatan, dan pendapat.
Orientasi diri dibagi ke dalam tiga kategori yaitu orientasi prinsip, orientasi status, dan orientasi tindakan. Konsumen yang memiliki orientasi prinsip akan membuat keputusan pembelian berdasarkan kepada kepercayaannya. Konsumen dengan berorientasi status akan mempertimbangkan pendapat orang lain ketika melakukan pembelian produk. Konsumen dengan orientasi tindakan akan membeli produk yang memberikan dampak terhadap orang-orang sekelilingnya.

BAB 4
PENGOLAHAN INFORMASI DAN PERSEPSI KONSUMEN

Pengolahan informasi pada konsumen terjadi bila panca indera menerima input dalam bentuk stimulus (berupa merk, produk, kemasan, produsen, dll).
Tahap pengolahan informasi :
1. Pemaparan (exposure) , menyadari adanya stimulus. Pemaparan adalah kegiatann yang dilakukan oleh para pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Sensasi adalah rasa stimulus yang datang pada panca indera konsumen. Ambang absolute adalah jumlah minimum intensitas (stimulus) yang diperlukan untuk merasakan sensasi. Ambang berbeda adalah jumlah minimum perbedaan suatu intensitas stimulus (50%).
2. Perhatian (attention) merupakan alokasi kapasitas pengolahan atas stimulus (stimulus akan diseleksi untuk mendapat perhatian). Faktor yang mempengaruhi perceptual selection yaitu faktor pribadi (motivasi, kebutuhan, dan pengalaman) dan faktor stimulus. Faktor stimulus di antaranya : ukuran (size), warna (color), intensitas, kontras, posisi, petunjuk, gerakan, kebauran, isolasi, stimulus yang disengaja, pemberian pesan menarik.
3. Pemahaman (comprehension), interpretasi makna stimulus atau pemberian makna dari stimulus yang dipengaruhi oleh pengetahuan konsumen.
• Figure dan group (memisahkan objek dengan latar)
• Grouping (pengelompokan) dengan prinsip kedekatan (proximity), kesamaan (similaytry), dan kesinambungan (continuity).
• Closure (pemahaman utuh dari konsumen tanpa harus menyeluruhkan objek)
4. Penerimaan (acceptance), dampak persuasif stimulus (output dari pengolahan informasi).
5. Retensi (retension), pengalihan makna stimulus dan persuasif ke long-term memory. Informasi yang disimpan adalah interpretasi terhadap stimulus. Ada tiga macam memori yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-term memory.
Rehearsel: kegiatan mental konsumen untuk mengingat informasi yang diterima dan menghubungkannya dengan informasi lainnya yang sudah tersimpan di memori. Tujuannya untuk menhan informasi dalam short-term memory dalam waktu yang lama agar dilakukan encoding.
Encoding: proses penyeleksian sebuah kata/ gambar untuk menyatakan suatu persepsi.
Retrieval: cara konsumen untuk mengingat kembali.

BAB 5
PROSES BELAJAR KONSUMEN
Arti Proses Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman. Dari perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia tetapkan pada perilaku yang terkait pada masa datang. Menurut Enggel, Balckwell, dan Miniard, belajar adalah suatu proses dimana pengalaman akan membawa kepada perubahan pengetahuan, sikap, atau perilaku. Dapat disimpulkan, bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan dan pengalaman ini akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen.
Belajar adalah proses yang berkelanjutan. Pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar. Terminologi belajar memiliki makna yang luas.
Syarat Proses Belajar
a. Motivasi  daya dorong dari dalam diri konsumen. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan
b. Isyarat  stimulus yang mengarahkan motivasi tersebut.
c. Respons  Reaksi konsumen terhadap isyarat.
d. Pendorong atau Penguat Sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seseorang konsumen untuk berprilaku pada masa datang karena adanya isyarat atau stimulus.
Proses Belajar Perilaku
Proses belajar kognitif menekankan kepada proses mental konsumen untuk mempelajari informasi. Proses belajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus luar. Proses belajar perilaku terbagi menjadi proses belajar instrumental, proses belajar classical conditioning, proses belajra vicarious learning.
a. Classical Conditioning
Suatu teori belajar yang mengutarakan bahwa makhluk hidup, baik manusia maupun binatang adalah makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan. Solomon mengemukakan bahwa proses belajar ini terjadi jika stimulus yang menyebabkan suatu respons dipasangkan dengan stimulus yang lain yang tidak bisa menghasilkan suatu respons.
Percobaan Pavlov yang melakukan percobaan terhadap seekor anjing untuk membuktikan teori belajar classical conditioning, ia yang pertama kali menguraikan model dari belajar classical conditioning.
Aplikasi Classical Conditioning Dalam Pemasaran
1. Pengulangan  proses menyampaikan pesan kepada konsumen berulang kali, dengan frekuensi yang berkali-kali
2. Generalisasi stimulus  kemampuan seorang konsumen untuk bereaksi sama terhadap stimulus yang relatif berbeda.
- Perluasan Lini Produk dengan menambahkan produk baru yang terkait atau sejenis kepada produk lama dengan merek yang sudah ternama.
- Merek Keluarga dengan memberikan merek yang sama kepada semua lini produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
- Me too poduk adalah suatu konsep yang nebuat kemasan mirip dengan kemasan produk pesaing, yang biasa melakukan ini adalah follower yang berusaha membuat kemiripan dengan produk pemimpin perusahaan
- Simillar Name dimana pesaing ingin membuat citra produknya sama dengan produk pemimpin pasar di mata konsumen.
- Licensing adalah pratktik pemberian merek dengan menggunakan nama-nama selebriti, nama desainer, nama produsen, nama perusahaan, nahkan tokoh-tokoh film kartun,
- Generalisasi situasi Pemakaian dimana perusahaan membuat citra positif dari mereknya yang sudah terkenal. Dengan melakukan perluasan produk, para produsen pun melakukan generalisasi perluasan pemakaian dari produk-produknya yang sudah terkenal.

3. Diskriminasi Stimulus
Merupakan lawan kata dari generalisasi stimulus. Pada generalisasi stimulus diharapkan dapat mengambil kesimpulan yang sama dari berbagai stimulus yang berbeda. Pada diskriminasi stimulus, konsumen diharapkan bisa mengambil kesimpulan berbeda terhadap beberapa stimulus yang mirip satu dengan yang lainnya.
b. Operant Conditioning
Merupakan proses belajar pada konsumen akibat menerima imbalan yang positif atau negatif (rewards) karena mengkonsumsi suatu produk sebelumnya.
Berikut perbedaan antara Oprant Conditioning dan Classical Conditioning
Classical Conditioning Operant Conditioning
Konsumen membuat asosiasi antar dua stimulus yang dipasangkan bersama-sama Karena adanya reward yang diterima konsumen
Dianggap menghasilkan respons yang dipaksakan Respons konsumen yang terkontrol
Sangat bermanfaat untuk menjelaskan perilaku yang sederhana. Sangat berguna untuk memahami perilaku yang rumit
Dikembangkan dari riset dengan binatang anjing Dikembangkan dari riset dengan binatang kecil (tikus dan pigeon)

Beberapa konsep Operant Conditioning
- Penguatan Positif dalah hal-hal positif yang diterima konsumen karena mengkonsumsi atau membeli produk
- Penguatan Negatif adalah hal-hal negatif yang tidak menyenangkan bagi konsumen karena ia tidak mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa.
Hukuman adalah hal-hal negatif atau hal yang tidak menyenangkan yang diterima konsumen karean dia melakukan suatu perbuatan.
BENTUK PENGUATAN
Product reinforcement adalah produk yang dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen, produk tersebut dengan sendirinya akan memberikan penguatan kepada konsumen apakah ia akan membeli ulang produk tersebut atau menghentikannnya. Produsen makanan sering membagikan contoh produk baru ke konsumen di swalayan-swalayan pada ssat maupun sebelum peluncuran produk baru tersebut. Pengalaman konsumsi akan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk tersebut di masa datang.
- Fixed Interval Reinforcement merupakan penguatan yang diberikan pada waktu tertentu secara rutin,.
- Variabe-Interval Reinforcement adalah penguatan diberikan pada interval waktu yang bervariasi.
- Fixed-ratio Reinforcement dimana penguatan diberiakn jika konsumen telah melakukan respons salam sejumlah tertentu.
- Variable-Ratio Reinforcement. Penguatan diberikan kepada konsumen jika ia telah melakukan sejumlah respons, namun konsumen tidak mengetahui betapa jumlah respons yang diperlukan agar ia memperoleh penguatan.
c. Observational Learning
Proses belajar yang dilakukan konsumen ketika ia mengamati tindakan atau perilaku orang lain dan konsekuensi perilaku tersebut. Konsumen meniru peilaku daro orang lain sehingga dikenal dengan modelling.
Peter dan Olson menyebutkan tiga penggunaan vicarous learning dalam strategi pemasaran yaitu sebagai berikut:
- Mengembangkan respons baru  mempergunakan model untuk memperagakan bagaimana produk tersebut digunakan.
- Mencegah respons yang Tidak Dikehendaki  menggunakan tokoh atau model yang baik yang bisa menjadi panutan konsumen dan dapat memberikan kepercayaan
- Memfasiitasi respons  model digunakan untuk memperagakan produk sehingga menjadi daya tarik konsumen untuk bisa memilki model tersebut.

BAB 6
PENGETAHUAN KONSUMEN
1. PENGETAHUAN PRODUK
Psikologi Kognitif membgai pengetahuan ke dalam pengetahuan dekalaratif dan pengetahuan prosedur. Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan prosedur adalah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan. Mowen dan Minor membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori yaitu pengetahuan objektif, pengetahuan subjektif, informasi mengenai pengetahuan lainnya. Engel, Blackwell dan Miniard membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga macam yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Tingkat pengetahuan produk meliputi kelas produk, bentuk produk, merek produk, dan model/fitur. Kelas produk adalah tingkat pengetahuan produk yang paling luas, yang, meliputi bentuk, merek, dan model.

Jenis Pengetahuan Produk
a. Pengetahuan atribut produk. Pengetahuan tentang karakteristik dan atribut produk meliputi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribur fisik menggambarkan ciri-ciri fisik suatu produk. Atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk. Tingkat pengetahuan produk meliputi kelas produk, bentuk produk, merek produk, dan model/ fitur.
b. Pengetahuan manfat produk
c. Pengetahuan tentang Kepuasan yang diberikan produk ke konsumen

Dua Jenis Manfaat
Konsumen akan merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk yaitu manfaat fungsional dan manfaat psikososial. Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.
Persepsi Resiko
Sebagai konsekuensi yang diinginkan dan konsumen ingin menghindari risiko tersebut, yang muncul akibat pembelian suatu produk. Dua hal penting untuk memahami perespsi resiko ini adalah adanya ketidakpastian dan konsekuensi. Bagi konsumen, konsekuensi adalah manfaat atau outcome yang akan dirasakan setelah membeli atau mengkonsumsi produk.
Kategori Persepsi Resiko
1. Risiko Fungsi yaitu produk tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
2. Risiko keuangan yaitu kesulitan keuangan yang dihadapi konsumen.
3. Risiko fisik yaitu dampak negatif yang akan dirasakan konsumen.
4. Risiko Psikologis yaitu perasaan, emosi, atau ego yang dirasakan konsumen.
5. Risiko sosial yaitu persepsi konsumen mengenai pendapat terhadap dirinya dari orang-orang sekelilingnya.
6. Risiko Waktu yaitu waktu yang sia-sia yang akan dihabiskan.
7. Risiko hilangnya kesempatan adalah kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain karena konsumen menggunakan, membeli, atau mengkonsumsi.
2. PENGETAHUAN PEMBELIAN
Menurut Engel, blackwell, dan Miniard, pengetahuan pembelain terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko tersebut, dan penempatan produk yang sebenarnya di dlaam toko tersebut.
Peter dan olson menguraikan perilaku membeli memiliki urutan yaitu store contact, product contact, dan transaction. Store Contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet, dan memasuki outlet. Product Contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir. Transaction, konsumen akan membayar produk tersebut.
3. PENGETAHUAN PEMAKAIAN
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Produsen tidak menginginkan konsumen menghadapi hal tersebut, karena itu produsen sangat berkepentingan untuk memberitahu konsumen bagaimana cara menggunakan produknya dengan benar.

BAB VII
SIKAP KONSUMEN

 Sikap dianggap memiliki tiga unsur yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
 Karakteristik sikap yaitu :
a. Memiliki objek
b. Konsistensi Sikap
c. Sikap positif, negatif, dan netral.
d. Intensitas Sikap
e. Resistensi Sikap
f. Persistensi Sikap
g. Keyakinan Sikap
h. Sikap dan Situasi
 Fungsi Sikap
1. Fungsi utilitarian
2. Fungsi mempertahkan ego
3. Fungsi Ekspresi Nilai
4. Fungsi pengetahuan
 Strategi Mengubah Sikap
1. Kombinasi Beberapa Fungsi
2. Mengasosiasikan Produk dengan Sebuah Kelompok
3. Memecahkan Konflik Dua Sikap yang Berlawanan
4. Mengubah Evaluasi relatif terhadap Atribut
5. Mengubah Kepercayaan Merek
6. Menambahkan Sebuah Atribut pada Produk
7. Mengubah Penilaian Merek Secara Menyeluruh
8. Mengubah Kepercayaan Terhadap Merek Pesaing
 MODEL SIKAP
Model tiga komponen atau model sikap ABC. A adalah afektif, b adalah behavior (perilaku), dan kognitif.
a. Komponen kognitif
Biasanya berbebtuk kepercayaan artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik akan mengarahkan kepada hasil yang spesifik.
b. Komponen Afketi
Merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afek mengungkapkan penilaian konsumen baik atau buruk, disukai atau tidak disukai.
c. Komponen Konatif
Menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap.
Cara mengukur Sikap ada dua yaitu
1. Model Sikap Multiatribut Fishbein
2. Model Sikap Ideal




Summarized by Sutyawan I14090021 (majoring in Community Nutrition and College of Human Ecology-Bogor Agriculture University, Bogor Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behavior : Theory anf Application in Marketing )
www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id